SEJARAH NASI MEGONO PEKALONGAN
Asal Usul :
Nilai sejarah
dan budaya mengawali terciptanya Megono sebagai hidangan para pejuang. Megono
berasal dari kata bahasa Jawa merga (karena)
dan ana (ada). Makanan ini berawal dari sajian yang diberikan
untuk para pasukan Kesultanan Mataram di
bawah pimpinan Bahureksa yang hendak berperang
melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.
Kondisi perang
yang menyebabkan sulitnya perekonomian rakyat pada kala itu berdampak pada
minimnya kebutuhan sandang dan pangan. Suatu ketika, rombongan pasukan Mataram
memasuki wilayah Kabupaten Pekalongan untuk
beristirahat di perkampungan penduduk dalam kondisi kelelahan dan lapar.
Penduduk setempat bersimpatik dan tak tinggal diam melihat kondisi pasukan
Mataram tersebut. Mereka saling bahu membahu dan membantu mengumpulkan makanan
dari rumah setiap penduduk untuk diberikan secara sukarela. Namun, dengan
kondisi yang serba terbatas para penduduk hanya mendapatkan kerak nasi tanpa
adanya sayur.
Inisiatif
untuk mencari sayur pun muncul. Hingga diperoleh nangka muda yang banyak
ditanam oleh penduduk di Pekalongan. Nangka muda itu pun kemudian diolah dengan
singkat hingga menjadi cacahan nangka muda yang terpotong kecil-kecil dan
dibumbui kelapa parut. Semenjak itu makanan ini disebut dengan Megono yang merupakan akronim merga ana, dalam bahasa Jawa berarti karena ada. Karena hanya ada nangka
muda tersebut yang dapat dijadikan sayur sebagai hidangan untuk pasukan
Mataram.
Meskipun makanan
sederhana berbahan dasar nangka muda, mengonsumsi nangka muda dapat
memperkuat imunitas tubuh dan sumber antioksidan yang baik guna memperkuat ketahanan fisik.
Oleh sebab itu, pasukan Mataram disajikan nangka muda tersebut.
Pembuatannya
Yaitu :
Megono terbuat
dari nangka muda yang masih mentah dan kulitnya telah
dikelupas, nangka muda itu kemudian dicincang atau diiris halus terlebih dahulu
menjadi potongan kecil-kecil. Kemudian potongan tersebut di masukkan ke dalam
wadah yang tahan panas. Selanjutnya tambahkan irisan halus bunga kecombrang, kelapa parut, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, terasi, kencur, cabai merah, serai, daun melinjo, daun salam, daun jeruk dan bumbu rempah ke dalam wadah nangka muda dan diaduk hingga
tercampur merata. Setelah itu, kukus nangka muda yang telah tercampur dengan
bumbu sekitar 45 menit-1 jam hingga nangka menjadi lunak dan bumbunya telah
meresap.
Warna megono
yang dihasilkan biasanya berwarna kuning kecoklatan. Warna kematangan megono
dipengaruhi oleh bumbu rempah yang digunakan. Bumbu rempah ini yang memberikan
cita rasa utama pada megono. Sedangkan rasa gurih yang dihasilkan dipengaruhi
dari kelapa parut yang diberikan.
Megono hadir
dalam berbagai warna dan variasi. Variasi hidangan megono menjadi jenis
tersendiri bagi megono tersebut. Selain di Pekalongan megono memiliki variasi
lain di Wonosobo. Ciri khas megono Wonosobo adalah adanya tambahan
irisan kubis hijau, parutan kelapa, dan ebi.
Bumbu megono Wonosobo sendiri terdiri dari bawang merah, bawang putih, garam dan cabai. Parutan kelapa dan ebi tersebut yang memberikan rasa
gurih.
Penyajian :
Megono
merupakan jenis hidangan vegetarian atau sayuran, karena hanya terdiri dari nangka muda, parutan
kelapa dengan paduan bumbu rempah lainnya. Namun, megono biasanya disajikan dengan
tambahan lauk seperti cumi, daging ayam atau ikan.
Megono umumnya
disajikan dengan nasi putih dan cumi yang dimasak hitam, telur rebus
balado, mendoan, tempe orek, mentimun dan sambal. Megono biasanya dikemas dengan daun pisang untuk menguatkan aromanya
menjadi wangi dan lebih enak.
v Di pesisir pantai utara Jawa
Tengah, Megono merupakan hidangan populer di warung
makan, restoran dan jajanan kaki lima. Megono umumnya dijajakan dalam warung
makan, lesehan, hingga menggunakan mobil khusus untuk berjualan.
v Megono juga ada yang dijual sebagai makanan kalengan, megono kaleng
biasanya berisi megono setengah matang yang dilengkapi dengan bumbu rempah.
Namun, ada pula megono kaleng yang hanya berupa nangka muda dan harus dimasak
sendiri.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Megono)
Artikel dibuat oleh :
Ø Rahmah Yuni Hasanah ( SMK Muhammadiyah Ulujami )